Fenomena Alam

1. Hujan Lebat, Angin Ribut, dan Hujan Es Fenomena cuaca seperti hujan es, angin kencang yang dikategorikan angin putting beliung/leysus/angin puyuh serta issu Badai menerjang kawasan Indonseia, fenomena cuaca tersebut sebenarnya bukan fenomena cuaca yang baru terjadi atau fenomena cuaca yang aneh, karena fenomena ini biasa terjadi di Indonesia. Masih segar ingatan kita beberapa bulan atau minggu yang lalu, seperti di daerah pacitan, ngawi, taman mini, cileduk, Krawang, Tegal, Madiun, dan beberapa tempat di Sumatera, dan daerah lainnya, bahkan beberapa tahun lalu di Jakarta Pusat pernah dihebohkan dengan adanya angin kencang dapat menghempaskan pesawat helikoper, jadi fenomena ini sudah pernah terjadi, hanya kejadiannya mempunyai frekuensi yang jarang. Sementara hujan lebat atau deras yang biasa terjadi setiap tahun sebenarnya fenomena cuaca yang umum terjadi, bahkan dari tahun ketahun hujan lebat selalu ada, apakah disaat musim penghujan, musim peralihan sekalipun dimusim kemarau, ringkasnya hujan lebat tidak mempunyai siklus teratur, kesemuanya itu tergantung sirkulasi udara yang sedang terjadi, wallahu alam ! Angin Putting beliung adalah angin kencang, tapi angin kencang belum tentu dikatakan angin putting beliung, tergantung kecepatan angin yang menyertainya, angin putting beliung kejadiannya singkat antara 3- 5 menit setelah itu diikuti angin kencang yang berangsur-angsur keceptannya melemah, sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20 – 30 knot, sementara puting beliung biasa kecepatannya dapat mencapai 40 – 50 km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena Badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, filipina, Jepang, Korea maupun China. Fenomen ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat cuaca/hujan di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang atau malam hari, karena memang fenomenanya selalu terjadi setelah lepas pukul 13.00 – 17.00 namun demikian tidak mentup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari. Hujan Es+ Angin putting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulunimbus (CB) Bagaimana mengetahui adanya hujan es/angin puting beliung ? Karena sifatnya yang lokal , luasannya kurang dari 10 km maupun durasinya yang sangat singkat maka jika kita menggunakan model cuaca dengan grib 0,75 derajat (82,5 km), maka mempunyai perbandingan 1 : 8, kecuali kita mempunyai meso scal dengan domain yang sangat kecil kurang lebih 10 km, namun demikian fenomena tersebut sangat perlu diketahuia oleh kita yang ada diluar rumah, seperti : - lebih sering terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan - lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, tapi terkadang pada malam hari - satu hari sebelumnya udara pada malam hari- pagi hari udaranya panas/pengap/sumu’ - sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol - tahap berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap - perhatikan pepohonan disekitar tempat kita berdiri, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah akan datang - terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri - biasanya hujan pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan deras, apabila hujan nya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri - Terdengar sambaran petir yang cukup keras, apabila indikator tersebut dirasakan oleh kita maka ada kemungkinan hujan lebat+petir dan angin kencang akan terjadi - Jika 1 atau 3 hari berturut –turut tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak. Dampak kerusakan yang ditimbulkan angin puting beliung - Biasanya hanya menghantam rumah semi permanent atau rumah yang beratap seng/asbes maupun pelepah daun nipah serta rumah bedeng - atap rumah berterbangan - Pohon yang rapuh Antisipasi : o Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut o Perhatiakan atap rumah yang sudah rapu, karena pada rumah yang rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent kecil kemungkinan terhempas. o Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena tersebut sangat cepat 2. Badai Badai Tropis (typhoon atau Tropical Cyclone) adalah pusaran angin kencang dengan diameter s/d 200 km dan berkecepatan > 200 km/jam serta mempunyai lintasan sejauh 1000 km. Badai Tropis tumbuh pada lautan bebas dengan suhu laut sekitar 27 oC, dan akan melemah ketika didaratan, badai tropis begerak menuju lintang tinggi (menjauhi ekuator), karena itu topan atau badai tropis France,Daryl, Jim dlsb, tidak mungkin sampai ke Indonesia, karena Indonesia berada pada lintang 11 oLU – 6 oLS Di Indoensia sendiri tidak mungkin menjadi daerah lintasan Badai seperti Amerika, Cina, Jepang dan Filipina, melainkan hanya pengaruh atau efek tidak langsung, apabila ada badai tropis yang tumbuh dekat dengan perairan Indonesia, seperti :  Pada saat musim kemarau, Badai Tropis tumbuh disekitar utara perairan Papua Nugini dan bergerak kearah Filipina dan Korea/Jepang, biasanya daerah yang terpengaruh adalah sekitar Sulawesi Utara, dan Papua Nugini  Pada saat musim Hujan, badai tropis tumbuh disekitar peariaran Laut Timor atau Teluk Carpentaria dan bergerak kerah Barat atau Barat Daya, daerah yang dipengaruhinya adalah NTT, NTB, Jawa, Bali dan Sumatera Selatan. Kecepatan angin dari 10 – 34 knot tidak termasuk disebut Badai tapi merupakan bibit badai, atau angin kencang, lebih dari 34 knot barulah disebut Badai dengan pemberian nama oleh negara yang diberi tanggung jawa oleh Badan Meteorologi Dunia, untuk wilayah Indonesia yang berwenang memberi nama adalah Australia, sementara Indonesia baru kan diberi tanggungjawa pada awal tahun 2007 khus Badai yang tumbuh pada lintan 0 – 10 derajat Lintang Selatan, 90 – 120 Bujur Timur. Badai Tropis yang tumbuh dekat dengan perairan Indonesia tidak mutlak selalu menimbulkan hujan, lebat, dan angin tergantung dari intensitas badai itu sendiri dan faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia. Terkadang ketika ada inidkasi tumbuh badai berberapa wilayah cuacanya akan cenderung memburuk, tapi ketika Badai itu matang atau sudah diberi nama, justru tidak berpengaruh apa-apa terhadap pola cuaca, tapi ketika badai tersebut menjauhi atau melemah justru cuaca di Indoensia bagian selatan cenderung memburuk, namun itu semua tergantung dari sirkulasi udara yang terjadi, karena adakalanya ketika badai terjadi cuaca di Indoensai bagian selatan justru cenderung memburuk, Jadi sekali lagi bahwa Badai itu tidak selama membentuk cuaca buruk di Indonesia, itu semuanya yang tahu adalah prakirawan yang berpengalaman dan qualified, memahami seluk beluk sirkulasi udara, tidak hanya sekedar melihat gejala badai lantas menyimpulkan badai ancam Indonesia, apalagi Badai itu dijadikan untuk meresahkan masyarakat. Cuaca yang bersifat mendadak seperti adanya hujan es, angin kencang + hujan lebat tiba-tiba serta petir biasanya terjadi disaat awal peraliahan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi disaat musim hujan. Cuaca yang bersifat mendadak bukan berarti tidak dapat diprediksi akan tetapi sulit diperkirakan, karena periode proses pertumbuhannya sangat cepat, dengan demikian sangat sulit menentukan dimana dan kapan akan terjadi hujan lebat+es+angin kencang, sehingga masyarakat perlu tanda-tanda seperti yang diuraikan diatas. DIMANA SAJA ? Wilayah yang akan memeasuki musim pancaroba dapat dipastikan akan mengalami hujan lebat+angin kencang yang bersifat local, namun tidak menutup kemungkinan dimusim hujan juga akan terjadi angina putting beliung, pada saat musim penghujan biasanya terjadi jika 2 – 3 hari berturut-turut tidak terjadi hujan bahkan sebaliknya cuaca cukup cerah.Suatu daerah sudah mengalami putting beliung kecil kemungkinan akan terjadi angin putting beliung susulan. untuk mengetahui wilayah yang berpeluang terjadi angin puting beliung dapat menghubungi BMG.

GELOMBANG BESAR

Oleh : NENENG KUSRINI, SP. Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi Maritim Lampung
Beberapa hari yang lalu sebagian besar wilayah Indonesia dikejutkan oleh adanya kenaikan tinggi muka laut, mulai dari Banda Aceh, sepanjang pantai Barat Sumatera, pantai Selatan Jawa, sampai NTB dan NTT. Tidak ketinggalan juga disebagian besar wilayah perairan Lampung mengalami hal yang serupa. Banyak rumah- rumah penduduk, fasilitas dan perahu nelayan yang berada disekitar bibir pantai diterjang gelombang. Tidak sedikit kerugian yang diderita oleh saudara-saudara kita yang mengalami musibah tersebut. Sebenarnya apa yang menyebabkan kenaikan tinggi muka laut tersebut, yang mengalami puncaknya pada tanggal 17 dan 18 Mei 2007 yang lalu ? Ternyata ada 3 (tiga) fenomena alam yang memberikan pengaruh secara bersamaan, yaitu : Adanya swell ( alun ) yang berasal dari Samudera Hindia sebelah Barat Australia Fenomena Astronomi, yaitu adanya gaya tarik antara matahari dan bulan terhadap bumi. Pengaruh gelombang Kelvin. Jika dalam bencana banjir kita mengenal banjir lokal dan banjir bandang (kiriman), maka untuk gelombang kita juga mengenal 2 (dua) macam gelombang yaitu : Ombak ( wind wave) : yaitu gelombang yang ditimbulkan oleh angin yang bertiup ditempat tersebut, dan pengaruhnya dirasakan ditempat tersebut pada waktu tersebut. Alun (swell wave) : Gelombang yang ditimbulkan oleh angin yang bertiup ditempat lain tetapi pengaruhnya dirasakan smpai ditempat kita, atau bisa juga diistilahkan gelombang kiriman. Alun juga dapat ditimbulkan oleh angin yang bertiup ditempat tersebut pada waktu yang lampau (beberapa hari yang lalu) tetapi pengaruhnya masih dirasakan sampai sekarang. Dalam keadaan normal, pasang maximum air laut di wilayah perairan (wilper) Bakauheni, Panjang, dan Bengkulu pada tanggal 17 dan 18 Mei 2007 adalah sebagai berikut : Tanggal 17
Wilper Bakauheni : 1,0 meter, terjadi pada jam 20.00 – 21.00 WIB
Wilper Panjang : 1,5 meter, terjadi pada jam 07.00 – 08.00 WIB Wilper Bengkulu : 1,4 meter, terjadi pada jam 06.00 – 07.00 WIB Tanggal 18 Wilper Bakauheni : 1,0 meter, terjadi pada jam 21.00 – 22.00 WIB Wilper Panjang : 1,5 meter, terjadi pada jam 07.00 – 09.00 WIB Wilper Bengkulu : 1,5 meter, terjadi pada jam 07.00 WIB Tetapi karena adanya fenomena alam dimana kedudukan matahari, bumi dan bulan berada dalam 1 garis lurus ( pada tanggal 17 Mei 2007, sesuai dengan prediksi astronomis), hal ini menyebabkan gaya tarik menarik ketiga planet tersebut menguat dan menyebabkan air laut tertarik dan disebut air pasang. Posisi segaris ini biasanya menyebabkan penambahan ketinggian gelombang sekitar 2 meter atau lebih. Sebagai bahan pertimbangan perlu diketahui : Gelombang tinggi 2,0 – 2,5 meter : berbahaya bagi kapal-kapal nelayan dan tongkang Gelombang tinggi 2,5 – 3,0 meter : berbahaya bagi kapal-kapal nelayan, tongkang dan fery Gelombang tinggi > 3,0 meter : berbahaya bagi semua jenis kapal Banyak masyarakat yang mengira kejadian yang lalu tersebut adalah tsunami, perlu diketahui bahwa tsunami terjadi harus didahului oleh adanya gempa di laut, jika tidak ada gempa maka tidak ada tsunami, tetapi tidak semua gempa di laut menimbulkan tsunami. Sehingga untuk masyarakat dihimbau agar jangan mudah percaya dengan berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. BMG dalam hal ini adalah penyedia informasi, dan informasi tsb diteruskan kemasyarakat oleh pihak-pihak yang terkait. Pada kejadian beberapa hari yang lalu sebenarnya BMG pusat Jakarta sudah memberikan gawar dini (peringatan dini), akan adanya gelombang pasang, hanya saja mungkin informasi tsb tidak sampai pada masyarakat yang terutama tinggal di dekat pantai. Lalu siapa yang harus bertanggungjawab? Jika kita mencari kesalahan maka masalah ini tidak akan selesai. Sebaiknya dihimbau kepada masyarakat agar jangan membangun pemukiman yang jaraknya terlalu dekat dengan garis pantai, untuk menghindari jika sewaktu-waktu terjadi gelombang besar. Dan juga sebaiknya disekitar garis pantai ditanam pohon-pohon bakau atau bangunan yang dapat menghalangi hempasan gelombang secara langsung. Nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut yang pemberani, tetapi walaupun demikian jika para nelayan akan turun melaut sebaiknya tetap memperhatikan faktor cuaca demi keselamatan diri.

Tentang Badai

Dari sumber asli Badan internatioanal Meteorology (WMO tentang Badai)Istilah Badai sangat mengerikan dan trauma bagi masyarakat, sebenarnya tidak ada namanya badai di Indonesia apalagi sampai menyentuh wilayah suatu pulau atau kota, karena badai itu sendiri minimal sekurang kurangnya 35 knot, sementara apabila mempunyai kecepatan 17 - 34 knot, adalah Tropical Depresi artinya hanya merupakan daerah tekanan rendah, yang mempunyai kecepatan lebih dari 35 knot disebut tropical cyclone atau badai tropis seperti yang terjadi di Filipina, Amerika, Australia, India, syarat tumbuhnya adalah dilautan luas( diatas 10 derajat lintang utara-lintang selatan), mempunyai sifat gerak menjauhi lintang tropis sementara itu Indoensia berada pada 6 LU - 11 LS, Kenapa harus menjauhi lintang tropis ?, karena sifat gerak badai adalah mempunyai fungsi Sinus derajat lintang V(arah & kecepatan badai)= F(Sin lintang), nilai Sinus 90 derajat = 1 dan angka ini adalah mutlak,untuk nilai yang lebih kecil dari 90 derajat maka nilai Sinus akan semakin kecil bahkan ketika pada angka 10 s/d 0 derajat nilai Sinus akan mendekati nol.Oleh sebab itu Badai itu sendiri tidak mungkin menerjang Pulau Jawa atau wilayah Indoensia lainnya, Pernyataan tentang kiriman badai dari Australia ke suatu daerah seperti pada pernyataan ini : kiriman badai dari Australia menerjang Jawa Timur, atau Bali Nusatengera bukan merupakan pernyataan seorang ahli meteorologi tapi pernyataan yang tidak mempunyai dasar dan tidak berdasarkan fakta data ilmiah,Lantas apa yang terjadi apabila ada Badai di Australai?,bukan Badainya yang menerjang melainkan efek tidak langsung dari suatu Badai akan memberi peluang hujan lebat, peningkatan kecepatan angin (bukan Badai)dan gelombang tinggi, tapi tidak semua badai menimbulkan hal seperti diatas, Kategori Badai ada 5 (Category 1, 2 dst sampai ke category 5)dengan tingkatan jenis akibatnya, satu hal lagi bahwa, ada Badai atau pun tidak ada Badai fenomena seperti ,hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi tetap saja fenomena itu selalu terjadi setiap hari tergantung dari daerahnya dan tergantung sirkulasi udara liannya,untuk mengetahui itu semua dengan detil seorang forecaster harus faham betul tentang Meteorology Scale dan dinamika atmosfer, dan ini mutlak difahami oleh forecaster, karena pengertian Meteorology Scale dan dinamika atmosfer akan memberi definisi dan pemahaman tentang Cuaca akan semakin baik tidak ngawur dalam memberikan informasi dan tidak menyimpang dari aturan WMO. pernyataan mulai tanggal 5-9 akan ada badai dan banjir itu adalah bukan pernyataan dari bmg, bmg hanya memprakirakan antara tgl tersebut berpeluang terjadi hujan lebat dan angin kencang hanya itu, kami sebagai forecaster selalu meluruskan dan membantah tentang badai,jadi masyarakat harus mengklarifikasi langsung ke bmg (6546318/6546315), masyarakat tidak perlu resah dan takut apabila ada pernyataan tentang badai angin dsb, akan tetapi waspada mutlak diperlukan.

Prakiraan Jangka Pendek

Oleh : Drs. Achmad Zakir AhMG Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik Memprakirakan cuaca tidak mudah, karena cuaca itu sendiri merupakan fungsi ruang dan waktu F (x,y,z,t), karena disamping harus memahami sifat sifat atmosfer atau dinamika atmosfer diperlukan juga pengalaman dan keberanian dalam membuat keputusan suatu prakiraan. Sejak dulu sampai dengan sekarang Operasional Pusat BMG dalam memprakirakan cuaca tidak mempunyai metode baku, metode yang digunakan adalah metode analogi yaitu metode dengan membandingkan atau memperhatikan pola cuaca yang sudah terjadi dengan kondisi cuaca yang sedang terjadi. Namun demikian dasar pertimbangan untuk memprakirakan cuaca adalah dengan memanfatkan model TLAPS (tropical Limited Area Prediction System), Arhpege (prancis) yang diadopsi dari Asutralia dan Pransis , disamping itu membandingkan model meteorology yang diambil dari Eropa, Amerika, Singapore, jepang dlsb Pertanyaan ? , - Metode apa yang digunakan untuk meprakirakan cuaca di 5 (lima wilayah) Jakarta ?, pertanyaan dapat diperluas - Metode apa yang digunakan untuk mengetahui hujan atau tidak, intensitas hujan, dan kapan terjadinya hujan serta berapa lama terjadinya hujan ? Pertanyaan mudah dan sangat sulit dijawab, sampai dengan sekarang bmg belum mempunyai metode prakiraan cuaca pendek, tapi dengan berbekal pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki prakirawan, hasil dari prakiraan masih dapat diandalkan Untuk mengetahui perkembangan cuaca yang akan datang beberapa metode/langkah yang sering digunakan adalah dengan memperhatikan dan menginterpretasikan; Pola Tekanan Pola Angin lapisan permukaan, 700 mb dan 500 mb sebagai steering level Gangguan Tropis Posisi ITCZ Gelombang dingin Asia (indeks Surge) Palung tekanan rendah Citra satelit (prakiraan global) Radar (prakiraan dalam skala lebih kecil) kondisi/pola cuaca hari ini tidak dapat digunakan untuk pertimbangan prakiraan 1 atau 2 bulan mendatang, tapi cenderung untuk memprakirakan cuaca 1 – 2 hari mendatang . Dengan memperhatikan langkah 1 s/d 7 diatas, dan dengan bantuan radar kita dapat memprakirakan cuaca di 5 wilayah, dengan asumsi cuaca yang sudah terjadi di 5 wilayah akan terulang kembali 1- 2 hari mendatang tergantung dari kondisi atmosfernya serta pengaruh angin darat dan laut (skala local) PROSES MEMBUAT PRAKIRAAN CUACA HARIAN Mekanisme membuat prakiraan cuaca yang sesuai dengan standar Internasional (WMO, World Meteorological Organization) adalah sebagai berikut : 1. Memperhatikan unsur cuaca 24 jam yang lalu, dan unsur cuaca yang sedang terjadi ( peta synoptik dan upper wind), dimaksudkan untuk memantau apakah ada unsur cuaca yang ekstrem ? 2. Membuat kontur tekanan udara, untuk menmgetahui sumber massa udara yang mendukung pertumbuhan awan 3. Membuat gambar angin (streamline) pada lapisan permukaan hingga pada lapisan 20.000 feet bahkan lebih, untuk memantau pergerkan massa udara apakah massa udara tersebut ikut berinteraksi dengan massa udara pada dearah yang dilalui. 4. Membuat kontur kelembapan dan suhu udara, untuk memantau tingkat kebasahan atmosfer 5. Membuat prakiraan model tekanan, angin, Kelembapan, suhu udara, vortisitas dan curah hujan 6. Memperhatikan ada atau tidaknya badai tropis yang tumbuh di dekat perairan Indonesia. 7. Memantau Satelit awan dan radar awan atau hujan, untuk memantau distribusi awan dan hujan 8. Memprakirakan cuaca Nowcasting, 1- 3 hari, dan 1 minggu kedepan

TSUNAMI

Tsunami adalah istilah dalam bahasa Jepang yang pada dasarnya menyatakan suatu gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi tektonik di dasar laut. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai. Berdasarkan Katalog gempa (1629 - 2002) di Indonesia pernah terjadi Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9 kali akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempabumi tektonik. Yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah : gempa yang terjadi di dasarkan laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Hal diatas yang memicu terjadinya tsunami di daerah Kepulauan Seram, Ambon, Kepulauan Banda dan Kepulauan Kai. Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (Flores 1992) dan sebagian kecil tipe normal (Sumba 1977).Gempa dengan mekanisme fokus strike slip kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.
Tsunami berasal dari kata : Tsu = Gelombang Nami = Pelabuhan berarti: Gelombang yang menyerang Pelabuhan atau daratan Definisi Tsunami : Gelombang laut yang disebabkan oleh terjadinya gangguan didasar laut sehingga gelombang tsunami dapat mencapai pantai Gangguan di dasar laut dapat berupa : > Gempa bumi > Letusan gunung api dasar laut > Longsoran di dasar laut